HALO SOBAT SAFETY !!
Apa yang kalian ketahui tentang
kebisingan atau ada yang menyebutnya dengan polusi suara???
Berdasarkan Keputusan Menteri Menteri Tenaga Kerja No. KEP-51/MEN/1999, disebutkan bahwa kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang berada pada titik tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Pada area tertentu yang dengan intensitas kebisingan melebihi nilai ambang kebisingan (NAB) dengan durasi waktu tertentu dapat menyebabkan orang yang berada area tersebut mengalami Penyakit Akibat Kerja (PAK) berupa ganggguan pendengan.
Bagaimana
cara untuk mengetahui apakah suatu area aman dari bahaya kebisingan ?
Untuk mengetahui suatu area apakah aman dari bahaya
kebisingan, maka kita dapat melakukan pengukuran menggunakan alat yang bernama Sound Level Meter (SLM). Hasil dari
pengukuran nantinya akan dibandingkan dengan standar nilai ambang batas (NAB)
yang telah ada. Nilai ambang batas kebisingan (NAB) sendiri adalah intensitas
kebisingan tertinggi dan merupakan nilai rata-rata yang masih dapat diterima
oleh manusia tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu
yang cukup lama atau terus menerus. Untuk dapat membandingkan nilai intensitas
kebisingan pada suatu area dengan nilai ambang batas kebisingan, kita dapat melakukan
analisa hasil pengukuran intensitas kebisingan dengan nilai ambang batas yang
telah diatur dalam Permenaker No 05 tahun 2018.
JENIS-JENIS KEBISINGAN
Terdapat
beberapa jenis kebisingan, kebisingan berdasarkan spektrum bunyinya dapat
dibagi menjadi empat, yaitu :
a)
Kebisingan kontinu dengan spektrum frekuensi luas (steady
state, wide band noise)
Kebisingan jenis ini relatif
tetap, yaitu dengan perubahan intensitas kebisingan yang tidak lebih dari 5 dB
dalam periode waktu 0.5 detik . kebisingan jenis ini biasanya
disebabkan oleh mesin-mesin, kipas angin, dan lain-lain.
b)
Kebisingan kontinu dengan spektrum frekuensi sempit (steady
state, narrow band noise)
kebisingan jenis ini relatif tetap
dan memiliki frekuensi tertentu saja yaitu pada frekueni 500 dB, 1000 dB, dan
4000 dB. Kebisingan jenis ini biasanya disebabkan oleh mesin gergaji sirkuler, katup gas, dan lain-lain.
c)
Kebisingan terputus-putus (intermitten)
kebisingan jenis ini terjadi secara terputus-putus
dimana terkadang intensitas suara menjadi tinggi dan tiba-tiba melemah secara
perlahan. Kebisingan jenis ini biasanya terjadi pada lalu lintas, suara kapal
terbang di Bandara, suara kereta api, dan lain sebagainya.
d)
Kebisingan impulsive (impact or impulsive noise)
Jenis kebisingan ini memiliki
perubahan intensitas bunyi yang cukup tinggi dengan waktu yang relatif cepat,
besar perubahan intesitasnya dapat melebihi 40 dB. Kebisingan jenis ini
biasanya terjadi disebabkan karena terdapat pukulan, tembakan, ledakan, dan
lain-lain.
PENYEBAB TERJADINYA KEBISINGAN
Penyebab kebisingan berdasarkan
sumbernya, dibedakan menjadi dua yaitu:
1.
Bising interior
Kebisingan jenis ini biasanya berasal
dari manusia, alat rumah tangga, atau mesin-mesin gedung, misalnya radio,
televisi, bantingan pintu, kipas angin, komputer, dan sejenisnya.
2.
Bising eksterior
Kebisingan jenis ini biasanya berasal
dari kendaraan, mesin-mesin diesel, transportasi, dan sejenisnya.
GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT PAPARAN
KEBISINGAN
Jika terpapar kebisingan melebihi nilai
ambang batas (NAB) secara terus menerus dapat mengakibatkan kerusakan atau gangguan
pada indera pendengaran (Gabriel, 1996). Kebisingan juga dapat menyebabkan
berbagai gangguan, antara lain:
1.
Gangguan Fisiologis
Gangguan jenis ini dapat berupa peningkatan tekanan
darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi, serta dapat menyebabkan gangguan sensoris.
Tingginya intensitas kebisingan pada suatu area juga dapat menyebabkan
pusing/sakit kepala, Perasaan mual, susah tidur dan sesak nafas.
2.
Gangguan psikologis
Gangguan psikologis yang disebabkan kebisingan dapat
berupa kesulitan untuk konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila
kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik
berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain
3.
Gangguan komunikasi
Gangguan komunikasi ini biasanya disebabkan masking effect atau faktor yang
menghalangi pendengar dalam memahami kejelasan dari bunyi. Gangguan ini dapat
mengganggu pekerjaan yang sedang berlangsung dan dapat menyebabkan terjadinya kegagalan
dalam berkomunikasi. Terjadinya kegagalan komunikasi secara tidak langsung dapat
menimbulkan resiko keselamatan.
4.
Gangguan Keseimbangan
Gangguan keseimbangan ini biasanya disebabkan
tingginya intensitas kebisingan sehingga
dapat menyebabkan orang yang berada pada area tersebut merasa seperti
berjalan di ruang angkasa atau melayang, hal ini juga dapat menimbulkan
gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual (Prabu,
2009).
TIPS MENGURANGI PAPARAN KEBISINGAN
1.
Melakukan analisa dan identifikasi sumber kebisingan
Tujuannya adalah untuk mengetahui
intensitas kebisingan suatu area serta mengetahui sumber kebisingan pada area
tersebut.
2.
Kontrol kebisingan
Kontrol kebisiangan dapat dilakukan
dengan pengurangan kebisingan pada sumber kebisingan. Hal ini dapat dilakukan
dengan pemasangan alat peredam suara pada peralatan yang memiliki nilai
intensitas kebingan diatas nilai ambang batas (NAB) kebisingan.
3.
Penggunaan alat pelindung diri (APD)
Sumber:
https://safetysignindonesia.id/standar-k3-baru-ini-4-poin-penting-dalam-permenaker-no-5-tahun-2018-yang-wajib-anda-ketahui/